Imajinasi Rindu

Ini tentang saudara lelakiku. Usiaku dengannya berselisih 7 tahun. Banyak perbedaan diantara kami. Hanya saja yang sama kami sama-sama pendiam dan terkesan cuek tapi sebenarnya sosok yang care. Hal yang paling sulit kami lakukan adalah cara mengungkapkan kasih sayang dalam keluarga. Aku introvert sedangkan Abang agak terbuka sedikit.

8 tahun terakhir semenjak Abang memutuskan untuk mengenyam pendidikan di daerah yang berjuluk Kota Manis, kami kerap tak saling bertemu. Alih-alih untuk bertemu, menghabiskan waktu bersama keluarga pun rasanya tak ada waktu. Kami seakan tak punya waktu yang berkualitas untuk keluarga. Dan sekarang saya benar-benar rindu Abang, Bapak juga.

Terkesan pilu, Bapak di rumah sendirian. Aku merantau di kota orang. Begitupun Abang. Jarang komunikasi sepertinya bukan masalah. Tapi dalam setiap sujud aku berdoa semoga kami senantiasa dikuatkan dan kehidupan kami diberi keberkahan.

Tak seperti biasanya, tadi malam Abang menghubungiku via telepon. Dia menanyakan kabar padahal dia tidak pernah bersikap manis. Dia bertanya segala hal tentang aku dan pekerjaan baruku. Kami saling bertukar cerita, membahas aktivitas keseharian masing-masing, kesehatan hingga berimajinasi bagaimana kami bisa menghabiskan waktu seharian dengan keluarga.

Biasanya kami berbica lewat telepon sekira 3 sampai 5 menit saja. Tapi kali ini kami melakukan korupsi waktu hingga 75 menit 1 detik. Obrolan itu akan tetap berlangsung jika di menit terakhir insiden kehabisan pulsa tidak terjadi. Miris sekaligus payah -_-

Rasanya ingin segera pulang. Imajinasi saya sudah berada di rumah. Dalam khayalan, sekarang kita sedang berkumpul. Terlihat semuanya duduk dengan nyaman sambil bercengkrama penuh kebahagiaan. Semoga, Aamiin.

Komentar

Postingan Populer