Ceritanya Pernah Galau


Ungkapan ini ditulis sebelum postingan sebelumnya dipublish.

Beberapa hari setelah masalah itu singgah...

Serasa tak ada rumah untuk pulang dan bercerita. Setiap kepala fokus dengan tujuannya masing-masing.

Ada yang mengedepankan ego tanpa mempertimbangkan perasaan, ada yang berusaha bertahan tapi terlupakan, ada yang bersikap biasa saja tanpa menghiraukan keadaan, ada yang peduli meski hanya berupa ujaran, ada pula yang menyimpan kecewa dan itu kerap dipendam.

Cukup dinikmati saja dan perlahan mencoba tuk lupakan. Nyatanya hidup itu pilihan. Ya, jika menjalani kehidupan bisa dipermudah, kenapa harus dipersulit? Semua sudah ada yang mengatur dan tinggal dijalankan.
Tidak ada orang yang tak berprinsip. Semua punya keyakinan dalam pandangan individu. Tidak mudah menggabungkan banyak kepala menjadi satu yang utuh. Baiknya mungkin harus berjalan sendiri. Perihal jalan hidup yang dipilih pasti tidak lepas dari orang yang berkomentar. Tak apa itu sudah hukum alam.

Saya pikir, selama ini saya sudah berusaha untuk hidup lebih baik. Tapi karena tidak ada hasilnya, saya jadi mempertanyakan diri sendiri apakah saya sudah benar-benar sudah berusaha?

Kalau pun ada jawaban atas usaha saya, mungkin saya tidak akan terlalu khawatir. Sekarang saya cuma ingin berhenti mengasihani diri sendiri.

Komentar

Postingan Populer